Pionir komik silat di Indonesia.
Indonesia memiliki banyak komikus lokal yang hebat dan melegenda dari berbagai era. Salah satunya adalah Ganes TH, seorang komikus yang menciptakan karya yang tokohnya sangat akrab di telinga kita hingga saat ini.
Ganes Thiar Santosa, bernama lain Thio Thiauw San, atau yang kerap disapa Ganes TH. Ia merupakan seorang komikus kawakan Indonesia yang menjadi salah satu pilar kejayaan komik di Indonesia, terutama pada era tahun 1960-an hingga 1980-an. Ia merupakan salah satu dari “tiga dewa komik indonesia” bersama dengan Jan Mintaraga dan Santosa. Mereka adalah komikus berjaya setelah melewati eranya R.A. Kosasih dan Taguan Harjo.
Ganes lahir di Tangerang pada 10 Juli 1935, dan wafat pada 10 Desember 1995. Di masa mudanya, Ganes merupakan alumni dari sekolah menengah THHK (Tiong Hoa Hwee Koan). Sejak sekolah menengah, kemampuan menggambarnya sudah terlihat menonjol dan diakui. Di masa itu, ia pernah diminta untuk membuat logo dan merk dari sebuah restoran kecil dan diberi upah semangkuk bubur.
Pada tahun 1953, Ganes bahkan sudah turut serta berpartisipasi pada pameran di Jakarta dan Bandung. Setelah tamat SMA, ia melanjutkan pendidikannya di ASRI Yogyakarta, namun ia terpaksa harus keluar lantaran ia menghadapi masalah dalam keuangan. Tak putus semangat, ia kemudian memutuskan untuk mengikuti kelas melukis. Dari situ, ia berkesempatan menjadi asisten pelukis terkenal Indonesia, Lee Man Fong.
Ganes mulai merintis karir profesionalnya sebagai ilustrator sejak awal 1960-an. Ia melukis dan membuat ilustrasi, khususnya karikatur, sesuai pesanan. Saat itu, ia mengerjakan pesanan dari sebuah surat kabar harian komunis Warta Bhakti. Karena keterkaitannya dengan Warta Bhakti, Ganes sempat dibuat resah dan ketar-ketir meskipun tidak terlibat langsung dengan PKI dan ormas-ormasnya. Hal ini membuat hidupnya sempat tak karuan saat itu. Ia bahkan sempat diinterogasi oleh aparat dan masuk ke dalam daftar hitam atau blacklist.
Tak hanya berdiam diri, Ganes pun berupaya untuk membersihkan namanya. Ini ia lakukan dengan cara bergabung dengan Ikatan Seniman Tjergamis Indonesia (Ikasti). Di sini ia ikut membela kepentingan apra komikus lokal. Selain itu, ia juga membantu membimbing komikus-komikus junior. Setelah itu ia mulai mengubah arah karyanya, yang awalnya melukis dan membuat ilustrasi kemudian beralih untuk membuat komik.
Ganes mulai menggunakan nama penanya, Ganes TH, untuk menggambar dan menerbitkan komik untuk pertama kali pada tahun 1965. Sebelumnya, ia membuat komik bergenre romansa remaja, namun kemudian berpindah haluan ke genre silat. Ia merupakan pencipta karakter komik lokal paling terkenal sepanjang masa, Si Buta Dari Gua Hantu. Ini adalah momen puncak kesuksesannya. Komik ini adalah komik bertema silat pertama di Indonesia. Komik ini sukses menjadi hit pada masanya sesaat setelah dirilis pertama kali pada tahun 1967. Dampak yang ditimbulkan tak main-main hingga dunia komik Indonesia sempat dilanda “demam silat”. Banyak komikus lain yang mengikuti jejak kesuksesan Si Buta Dari Gua Hantu. Kemudian pada 1969, Si Buta Dari Gua Hantu diangkat ke layar lebar dan menjadi film layar lebar silat pertama di Indonesia.
Kesuksesan Si Buta Dari Gua Hantu membawa pengaruh yang cukup signifikan dalam perkembangan komik di Indonesia pada sekitar tahun 1970-an. Hal ini membuat genre romansa remaja tidak lagi mendominasi pasar komik Indonesia, melainkan bersanding dan bahkan dilampaui oleh genre silat. Disamping itu, genre silat yang semula berpaku pada gaya pecinan, sejak itu berubah menjadi lebih ke gaya Nusantara seperti yang dilakukan oleh Ganes. Sebab pengaruh ini pula, standar riset yang digunakan dalam pembuatan komik silat bergaya Nusantara menjadi lebih meningkat. Sebelum membuat komik berlatar suatu daerah, para komikus harus meriset terlebih dahulu mengenai daerah tersebut. Seperti yang dilakukan Ganes ketika membuat komik dengan bertema silat Betawi. Tak jarang ia mencari referensi gerakan silat dengan mengunjungi padepokan silat di sekitar kampungnya. Hal ini menjadikan riset sebuah hal yang lazim bagi komikus bahkan hingga masa kini.
Hingga sekarang, Ganes TH masih menjadi salah satu komikus Indonesia yang legendaris, terutama dengan karyanya yang timeless, Si Buta Dari Gua Hantu. Untuk lebih mengenal karya-karya dari Ganes, dibuatlah buku Ganes TH Sang Pendekar Kemanusiaan yang ditulis oleh Henry Ismono, seorang kolektor komik Indonesia yang sudah banyak melakukan riset dan penelitian terkait komik-komik di Indonesia. Dalam buku ini, termuat proses terbentuknya karya-karya Ganes termasuk Si Buta Dari Gua Hantu, Djampang Jago Betawi, Reo Manusia Serigala, Tuan Tanah Kedawung, dan masih banyak lagi. Karya-karya ini mengandung nilai-nilai kemanusiaan dan value yang masih relevan dengan situasi di masa sekarang. Kalau kalian suka karya Ganes yang mana nih?
Writer : Dinda
Illustrator : Lindha