Komikus Internasional Kembali ke Tanah Air: Jejak Karier Ardian Syaf

November 10, 2024

Home / Komikus / Komikus Internasional Kembali ke Tanah Air: Jejak Karier Ardian Syaf

Mantan komikus Marvel Comics dan DC Comics.

Jika membahas nama-nama komikus asal Indonesia, rasanya belum lengkap jika belum mengikutsertakan komikus satu ini. Komikus dengan karya yang sudah tidak diragukan lagi ketenarannya dan bahkan mendunia. Siapa lagi kalau bukan Ardian Syaf, sang komikus go international.

Biografi

Ardian Syaf merupakan sosok komikus beken asal Tulungagung, Jawa Timur yang lahir pada 13 Januari 1980. Ia merupakan lulusan Desain Komunikasi Visual di Universitas Negeri Malang. Ketertarikannya pada komik sudah muncul sejak masih belia, dipelopori oleh ayahnya yang kala itu membelikan komik untuknya. Tepatnya, yang pertama kali memantik kesukaannya pada komik adalah hadiah komik yang didapat dari majalah Bobo. Sebagai seorang penggemar komik, ia juga memiliki sosok yang diidolakannya. Tak lain dan tak bukan adalah Herman Huppen, seorang komikus asal Belgia yang akhirnya menjadi inspirasi bagi Ardian dalam membuat karya-karyanya. 

Perjalanan Karier

Setelah lulus kuliah pada 2004, karier Ardian tidak langsung menjadi komikus. Ia sempat melamar di situs komikus internasional, Digital Webbing. Namun penantian dua tahun tak kunjung mendatangkan tawaran. Menggambar komik tanpa bayaran adalah hal yang dilakukannya dahulu. Ia bekerja serabutan sembari melatih skill menggambarnya. Selain itu, ia juga sempat menggarap layout Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk siswa SMA yang dihargai Rp. 2.500 per halaman.

Ardian memulai karier profesionalnya sebagai komikus pada tahun 2007. Ia memulai debutnya dengan mengilustrasikan karya berjudul The Dresden Files yang bekerjasama dengan penerbit Dabel Brothers Productions. Ini merupakan titik penting dalam perjalanan karier Ardian. Ia dipercayai oleh penerbit yang cukup ternama di Amerika Serikat ini untuk menggarap komik The Dresden Files: Welcome to the Jungle nomor 1 sampai 4. Komik ini bahkan sempat dinominasikan untuk penghargaan Hugo Award kategori Best Graphic Story.

Dari sini, karya-karyanya mulai dilirik oleh penerbit besar lainnya. Ardian kemudian menandatangani kontrak dan bergabung dengan Utopia Studio, sebuah agensi di Spanyol. Kemudian di suatu ketika di Dabel Brothers, terjadi pertemuan dengan seorang penulis naskah asal Irlandia bernama Catie. Momen ini menjadi awal mula Ardian menjadi bagian dari DC Comics. Beberapa karya yang dikerjakannya termasuk Superman/Batman nomor 68-71, Green Lantern Corps nomor 49-52, Brightest Day nomor 0-25, hingga Batgirl. Dari yang awalnya bergaji kecil, ia seperti menaiki roket dengan mencapai honor sebesar 300 USD per lembar komik. Setelahnya, ia kemudian akhirnya digaet oleh Marvel Comics. Di sini ia mengerjakan beberapa proyek termasuk X-Men: Manifest Destiny: Nightcrawler #1 pada Mei 2009 bersama dengan Jorge Molina Captain Britain and MI13 #13 dan 14 pada Juli-Agustus 2009 bersama Leonard Kirk, dan Official Handbook of the Marvel Universe A To Z Update (2010) #1.

Sayangnya pada 2017, Ardian terlibat dalam sebuah kontroversi yang mana ia memasukkan pesan tersembunyi terkait isu politik di X-Men Gold #1. Hal ini menjadi poin dimana kontraknya dengan Marvel Comics akhirnya dihentikan. Berbagai reaksi dari netizen bermunculan di media sosial menanggapi kasus ini. Berbagai kecaman diterimanya sebagai hasil dari masalah ini. Akhirnya, Ardian menyampaikan permintaan maaf dan memberikan klarifikasi terkait kontroversi yang ia timbulkan. Hal ini berujung ia menghapus seluruh postingan terkait komik X-Men Gold dari akun media sosialnya.

Ardian Syaf (kiri) dan colorist komik Gundala, Doni Cahyono (kanan).

Setelah kontroversi itu, Ardian memutuskan untuk rehat sejenak dari industri komik. Namun berbagai tawaran masih banyak diterimanya. Hingga akhirnya ia menerima salah satunya dan bergabung dengan Bumilangit. Kemudian di tahun 2019, karier Ardian mengalami kenaikan kembali dengan menggarap komik Gundala: The Movie Adaptation yang diterbitkan pada awal September 2019. Komik ini dikeluarkan untuk membersamai rilisnya film Gundala karya sutradara Joko Anwar. Dalam komik ini, cerita yang disajikan tidak sama persis dengan filmnya, melainkan 50% dari ceritanya adalah cerita baru yang tidak ada dalam film. Komik ini memperlihatkan sisi lain maupun masa lalu dari berbagai karakter termasuk villain, yang membuat pembaca menjadi lebih simpati. Hal ini menuai respon positif dari sutradara Joko Anwar dan pihak Bumilangit. 

Jika disandingkan dengan komikus yang lain, tahun debut Ardian tidaklah sejadul itu, namun pencapaiannya hingga ke mendunia merupakan hal yang spektakuler. Dilihat dari akun instagramnya @ardian_syaf, sekarang ia sering mengunggah karya-karyanya dan juga mengerjakan commission untuk orang lain. Jika dilihat, hasil karyanya masih sama bagusnya seperti ia biasanya, bahkan lebih bagus dari hari ke hari. Kalau kalian suka karya Ardian yang mana nih?

Writer : Dinda

Illustrator : Lindha

Scroll to Top